Kota Surakarta terletak di Provinsi Jawa Tengah dengan jumlah penduduk sebanyak 503.421 jiwa dan luasnya sekitar 44 km persegi. Di kota ini juga terdapat sebuah Keraton yang sangat terkenal karena sejarahnya, sebut saja Keraton Kasunanan Surakarta yang setiap harinya banyak pengunjung datang.
Lokasi keraton ini terletak di Kota Surakarta Provinsi Jawa Tengah, tepatnya lokasi ini di pusat Solo Kecamatan Pasar Kliwon, Kelurahan Baluwarti, Kota Surakarta. Di Keraton Kasunanan Surakarta ini menyimpan banyak keunikan bagi pengunjung. Contohnya saja seperti sejarah berdirinya keraton Kasunanan Surakarta, tempat mistis, hingga mitos masyarakat.
Sejarah Keraton Surakarta
Keraton Surakarta didirikan pada tahun 1743 yang pada saat itu di pimpin oleh Raja Paku Buwono II. Berdirinya keraton ini sekaligus ditemukannya Kota Surakarta yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Filosofi dari pemberian Kota Surakarta diartikan sebagai pusat prosesnya sistem pemerintahan pada saat itu, dan diresmikan pada tahun 1745.
Keraton ini juga bisa disebut Keraton Hadiningrat , sejarah berdirinya Keraton Surakarta bermula pada sebuah perjanjian giyanti, yang pada saat itu dilakukan oleh Sunan Pakubuwana III dengan Pangeran Mangkubumi, dan juga dari pihak VOC.
Daya Tarik Keraton Kasunanan Surakarta
Setelah membaca sedikit sejarah Keraton Kasunanan Surakarta semoga ada gambaran betapa besar mempertahankan keutuhan masyarakat pada saat itu. Di bawah pimpinan Susuhanan Pakubuwana II dalam memperjuangkan Keraton Kasunanan Surakarta yang sempat hancur oleh pihak penjajah. Dibalik itu semua tersimpan sebuah tempat yang memiliki daya tarik tersendiri bagi pengunjung lokal maupun luar, berikut akan dipaparkan secara jelas.
1. Suasana Kota Lama dengan Etnik Jawa Kuno
Yang lebih uniknya lagi apabila mengunjungi Keraton Kasunanan Surakarta dari depan terlihat begitu jelas suasana kota lama tentunya dengan khas jawa kuno. Tempat ini dikelilingi dengan kompleks alun-alun, Masjid Agung Surakarta, dan juga Pasar Klewer.
Baca juga artikel : Telaga Sarangan
Beda lagi jika mengunjungi keraton ini dari bagian depan, maka akan ada bangunan yang diberi nama Sasana sekaligus peninggalan meriam perunggu peninggalan pada masa kolonial. Tempat ini sangat cocok bagi yang suka dengan gaya masa lampau dan menambah wawasan.
Pengunjung maupun wisatawan tidak boleh sembarangan dalam bersikap karena tempat ini dipercayai sebagai keramat. Oleh karena itu, masyarakat sangat menjaga budaya leluhurnya.
2. Peninggalan Alat Musik Jaman Kolonial
Di Museum Surakarta ini pengunjung bisa menemui sebuah candi, koleksi senjata kuno, alat masak kuno, alat musik, dan yang lebih menariknya lagi ada peninggalan kereta kencana miliki Paku Buwana VI yang sampai saat ini masih dijaga keberadaannya.
Berkunjung ke Sasana Sewaka, di halaman tempat ini pengunjung harus melepaskan alas kakinya. Untuk merasakan sensasi berjalan diatas pasir halus yang diambil langsung dari Gunung. Tidak boleh mengambil sedikit pun pasirnya hal ini untuk menghargai kepercayaan masyarakat sekitar.
Tempat terakhir yang bakalan memanjakan pengunjung yakni sebuah menara yang diberi nama Panggung Sanggabuwana. Konon cerita menara ini dulu digunakan sebagai tempat bersemedi Raja Susuhanan untuk bertemu dengan Nyai Roro Kidul.
3. Kemegahan Bangunan Keraton
Sejak awal berdirinya Keraton Kasunanan Surakarta merupakan keraton yang dari segi arsitektur memiliki gaya unik, dan daya tarik sendiri untuk memikat para pengunjung. Bangunan keraton ini memadukan gaya Eropa dengan etnik Jawa yang sungguh mempesona.
Untuk harga tiket masuk Keraton hanya perlu mengeluarkan sebesar Rp. 10.000 (berlaku untuk umum). Bisa menambah wawasan sejarah sekaligus menyegarkan pikiran akan rutinitas sehari-hari.
Beda lagi tarifnya untuk rombongan harga tiket masuk bisa lebih murah karena ada potongan harga tersendiri. Untuk tempat oleh-oleh berada di depan penjualan tiket sebelah timur pintu gerbang. Lokasinya yang begitu strategis dan dekat dengan aktivitas masyarakat di sekitar membuat keraton ini selalu ramai pengunjung.
4. Misteri Keraton Surakarta
Bagi pengunjung yang menyukai suasana berbau mistis, tempat ini sangat cocok untuk dikunjungi. Sebaliknya jika takut akan hal horror maka jangan pernah mencobanya. Karena di Kota Surakarta sendiri menyimpan banyak tempat cerita mistis, mulai dari alat musiknya, tempat pendidikannya.
Hal pertama yang terkenal adalah suara gamelan yang berbunyi sendiri tanpa ada yang memainkannya, biasanya sering terjadi pada malam hari. Juga ada perempuan berambut panjang berjalan di atas Bukit Kendil memakai baju berwarna putih.
Berbeda lagi dengan bekas Mess Arsneto yang terletak di Kota Solo dimana pada jaman dahulu sering sebagai tempat pelampiasan orang gantung diri. Sama dengan tempat lain, disini juga sering ada penampakan seorang perempuan dengan busana perawat dan rintihan anak kecil menangis di sudut ruangan.
5. Pagelaran Wilujengan Nagari Mahesa Lawung
Daya tarik selanjutnya yang ada di Keraton Surakarta adalah terletak pada upacara adat yang dilakukan pada hari ke 100 setelah 17 Sura bertepatan pada hari Senin dan Kamis. Jadi tidak setiap hari dilaksanakan upacara adat ini, dari kebiasaan masyarakat sekitar mengajarkan pentingnya sebuah persatuan dan kesatuan.
Sedangkan di kalander Jawa dilaksanakan pada akhir bulan Jumadilakhir atau Rabiulakhir. Tujuan dari upacara adat ini agar setiap masyarakat tidak lupa untuk bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Tuhan. dan yang paling terpenting menjaga setiap budayanya agar tidak luntur.
Selain mengucap syukur, biasanya upacara ini dilaksanakan sebagai bentuk keselamatan atas perpindahan Keraton Surakarta. Kerbau menjadi bentuk lambang hewan yang memiliki kekuatan besar untuk masyarakat kecil, maka dari itu hewan kerbau ini dianggap suci.